JAKARTA, KOMPAS.com — Honda motor akhirnya resmi melepas produk terbarunya, Scoopy, di segmen skuter otomatik (skutik). Ia hadir menggunakan kemasan bergaya retro nan klasik, tetapi modern.
Di Thailand, Scoopy sudah terlebih dahulu dipasarkan pada bulan September tahun lalu dengan mengusung mesin 4 tak berkapasitas 110 cc. Mesin tersebut dilengkapi dengan pendingin air dan sistem injeksi serta diklaim hanya butuh 1 liter bensin untuk berjalan sejauh 49 km.
Untuk Indonesia, PT Astra Honda Motor, produsen sekaligus pemasar motor Honda, memproduksi sendiri Scoopy di pabrik Karawang, Jawa Barat. Produk di Indonesia juga tak menggunakan teknologi injeksi, tetapi karburator konvensional guna meningkatkan daya saing.
Scoopy dibandrol Rp 13,5 juta per unit on the road DKI Jakarta. Di segmen skutik, Scoopy akan melengkapi varian lain Honda yang sudah masuk ke pasar, yakni Beat, Vario, dan Vario Techno CBS.
"Scoopy akan bisa diterima dan bisa menjadi trendsetter di Indonesia. Sekaligus dengan dukungan di aftersales, kami optimistis Scoopy akan memperkuat segmen skutik di Indonesia," ujar Presiden Direktur AHM Yusuke Hori di sela-sela peluncuran, hari ini.
Editor: bastian
http://otomotif.kompas.com/read/2010/05/20/1527272/
Honda Luncurkan Skutik Retro "Scoopy"
"Kami yakin model ini (skutik retro modern) ada pasarnya, dan cukup besar, terutama untuk kalangan anak muda yang ingin tampil beda," ujar Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Julius Aslan, pada peluncuran skutik "Scoopy" di Jakarta, Kamis.
Scoopy, lanjut dia, membidik pasar kalangan anak muda dengan rentang usia 17 sampai 25 tahun, yang tinggal di daerah perkotaan, dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Sepeda motor tersebut mengincar kalangan anak muda yang menyukai gaya klasik namun dengan sentuhan modern.
Penampilan Scoopy serba bulat yang terlihat dari seluruh desain, muilai dari bodyline, lampu depan, lampu sein, hingga sepasang spion. Selain itu lampu tersebut juga dilengkapi dengan lampu senja multireflektor yang membuat pencahayaan terang dan berjangkauan luas.
Dua lampu sein yang dipasang terpisah dari badan sepeda motor serta pelindung knalpor yang menggunakan warna putih, mempertegas kesan retro modern pada skutik terbaru Honda itu. Sepeda motor tersebut mengusung mesin 110 cc atau chassisnya sama dengan skutik Honda lainnya yaitu beat.
Harga Scoopy, lanjut Julius, berada di tengah-tengah antara skutik Beat yang harganya sekitar Rp12,5 juta per unit dan Vario dengan pelek balap (casting wheel) yang harganya Rp14,85 juta per unit. Harga Scoopy untuk Jakarta mencapai Rp13,5 juta per unit. "Posisi harga Scoopy di tengah-tengah Beat dan Vario sudah kami pikirkan dengan matang," katanya.
Ia optimistis Scoopy mampu mendongkrak penjualan skutik Honda, yang saat ini penguasaan pasarnya mencapai 41 persen dari total pasar domestik yang mencapai sekitar 44 persen dari total pasar sepeda motor nasional, yang diperkirakan sampai akhir tahun menembus angka 6,8 juta unit.
"Sampai akhir tahun kami ingin bisa menguasai sekitar 45 persen pasar skutik di dalam negeri," ujar Julius. Ia menilai pasar skutik di Indonesia akan terus meningkat dalam tiga tahun ke depan, bahkan bisa mengalahkan dominasi sepeda motor bebek (cube).
Menurut dia, bila tahun ini skutik secara nasional menguasai sekitar 45 persen pasar sepeda motor domestik, maka pada tahun 2011 bisa mencapai 47-48 persen, dan pada 2012 penguasaan pasar skutik bisa mencapai 50 persen. "Pada saat itu (2012) berarti skutik menguasai pasar sepeda motor di Indonesia, karena sisanya selain ada bebek (cube) ada juga (motor) sport," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Julius, AHM terus meningkatkan kapasitas produksi skutiknya dari 95 ribu unit per bulan menjadi sekitar 150 ribu unit per bulan saat ini.
"Jadi kalau permintaan Scoopy lebih besar dari target yang kami canangkan, maka kapasitas produksi (skutik) kami sudah siap mengantisipasi permintaan di atas 10 ribu," ujarnya.
Sementara itu, Presdir AHM Yusuke Hori mengakui Scoopy yang diluncurkan di Indonesia sengaja tidak menggunakan mesin injeksi seperti sepeda motor sejenis yang dipasarkan di Thailand. Hal itu, kata dia, terkait dengan ketentuan emisi gas buang di Thailand yang telah mengadopsi standar Euro 3, sedangkan di Indonesia masih Euro 2.
"Selain itu dalam pengamatan kami dengan menggunakan karburator masih memenuhi standar emisi gas buang di Indonesia serta kami ingin mengimbangi biaya produksi agar harga Scoopymenjadi lebih terjangkau," ujar pengganti presdir AHM sebelumnya Miki Yamamoto tersebut.(R016/B012)
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews.com